Kala sampai gumpalan angan pada puncak langit
Sibuk hati memilih warna pelangi
Ingin biru, hijau atau ungu
Asal jiwa dan hati dapat menyatu
Seperti kapal yang telah berlayar puluhan tahun,
Akhirnya bermuara pada dermaga
Seperti itulah sang belia melukis nuansa
Menggoreskan warna warni pelangi pada kanvas langit yang putih
Walau kadang perih, Namun angan tetap membuih
Karamlah malam yang hitam pekat, embun yang enggan menetes, juga luka yang tak mau pulih
Karena kini pantai kembali berseri
Pasir kian memutih dalam terpaan cahaya mentari
Mayar kian melambung tinggi menari-nari
Oooooo,,, Sang belia tersenyum tersipu
Bertelanjang kaki menyentuh pasir-pasir pantai
Merajut asa, berikrar janji dalam balutan ridha ILAHI
Selamat menempuh perjalanan panjang penuh warna,
Wahai sang belia jadikan semua peristiwa adalah lukisan takdir yang sangat indah
Walau kadang luka, airmata juga amarah menjadi warna dalam kanvas takdirmu
Tetaplah tersenyum karena disanalah surgamu.
Oleh: NN
Sumber: Nurul Nazara, "Buku pintar Pernikahan" hal.7
No comments:
Post a Comment